Rabu , 1 Juni 2011
19 : 46 s/d 21 : 52
Sudah beberapa hari ini aku memasuki dunia baruku , mencoba belajar dari pengalaman terdahulu yang pernah aku alami sebelumnya bersama keluarga kecilku yang lengkap dan banyak memberi warna dalam kehidupanku , bergabung bersama makhluk makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang hidupnya sederajat denganku , mencoba untuk melengkungkan kedua bibir merahku di antara mereka mereka yang sibuk mengeluarkan kata kata dari mulutnya masing masing , diam bukan pilihanku yang sebenarnya namun daya dan ingatanlah yang membuat semua seakan terkendali dan di luar pengawasan akal pikiranku .
Selesai menjalani aktivitas ku sebagai salah satu penerus bangsa ini aku pergi ke suatu tempat bagian dari bumi ini , tidak terlalu indah namun bisa membuatku kembali ke masa lalu saat malaikat bersayapku masih hidup , ketika bayangan dan mimpi mimpi terdahulu itu datang seakan suatu bingkisan runtuh buatku ketika aku berada di tempat terindah bersama orang terpenting dalam hidupku , semangkuk air danau berbicara dan mengajakku tertawa dan gemercik air mengibaratkan tawa dia yang terus bersarang dalam memori otakku .
Bumi semakin berputar aku berdiri dan melangkahkan kaki namun berat rasanya seperti tertarik oleh gaya gravitasi yang dia buat , di perjalanan menuju tempat berlindungku dari panas dan hujan turun segerombolan air dari langit yang datangnya amat sangat deras , di bayang bayang samar samar namun gelap aku menemukan tempat kecil beratapkan plastik mencoba untuk mendekati setidaknya dapat menghentikan basah yang aku dapat dari air anugrah itu , namun dingin tapi aku mencoba mengurang itu semua dengan mengepalkan kedua tananganku dan jari jemariku , sungguh cuaca yang tidak bisa di duga , sendiri di gelapnya malam dan sunyinya suasana di tempat ini , dalam sela sela gemerciknya air aku panjatkan doa pada tuhan
“hanyalah papa yang bisa membuatku hangat dalam keadaan seperti ini” , entah apa yang sudah di rencanakan oleh tuhan muncul cahaya dari kedua bola lampu kendaraan beroda empat dan kendaraan itu mencoba mendekatiku seakan salah satu organ tubuhku berdebar kencang dan berlari di lintasan pertandingan , tak lama turunlah seorang pria muda berpakaian seragam sama yang seperti aku pakai pada saat ini , lelaki itu membawa payung besar berwarna abu abu lalu dia berbicara dengan gemetar kedua bibir merah jambunya
“pakai saja payung ini setidaknya bisa melindungi kamu dari hujan walau tidak bisa mengurangi rasa dingin yang kamu alami” , dengan ringannya seakan tangan ku ini menyimpan magnet dan menarik benda yang di bawa oleh lelaki itu , tak lama setelah itu dia pergi dengan kendaraan beroda empat yang amat sangat mewah buatku , berjalan dan melangkah adalah usahan aku pada saat itu untuk bertemu dengan seseorang yang telah melahirkan aku ke dunia ini
Matahari kembali menyapa dengan harapan baru , semangat baru namun aktivitas sama yang aku jalani kemarin hari , 10 jam berlalu aku beranjak untuk ketempat favoritku dan aku yakin papa sudah menunggu di sana , dengan senang hati aku berlari kecil menuju tempat itu , di tengah perjalanan aku mendapati kunci rumahku hilang dari kantong baju seragamku kepanikan ku datang namun syukurlah tuhan membantuku kembali pada hari ini , lelaki itu kembali membantuku di kesulitan keduaku , dia menemukan kunci rumahku terjatuh di jalan yang tadi aku lewati , aku berpikir bahwa dia adalah orang yang di utus papa dan tuhan untuk menemani ku di dunia ini “terimakasih” satu kata yang aku ucapkan untuk leleki itu
Sesampainya di tempat itu aku berbicara kepada bayang bayang papa “pah, lukisan hidup aku mulai pudar warnanya mulai berubah menjadi abu abu , lukisanku sedikit demi sedikit mulai terhapus oleh waktu, papa aku rindu hadirmu di dunia ini lagi” air mataku terus berlalarian keluar dari kedua bola mataku tak henti hentinya aku menyebut nama papa dalam hati
Lelaki baik hati itu datang mencoba menghampiriku dan dia berkata
Leleki : “boleh aku menemani kamu disini ?“
Aku : “iya silahkan”
Leleki : “kenalin namaku anggi”
Lelaki itu menyodorkan tangan kanannya kepada ku berharap tangannya dapat di genggap oleh ku
Aku : “aku gea”
Tak terhitung sejam aku merasa sangat cocok dengan dia , aku bercanda , tertawa , bagaikan pada saat itu adalah waktu terlangka yang pernah aku alami setelah malaikat bersayapku ke surga , di sela sela sunyinya malam dan langit yang bertabur bintang entah mengapa lidah dan mulutku sakan berkerja sama berusaha mencoba berbicara kisah hidupku pada lelaki itu , lalu aku mulai bercerita kepada lelaki itu yang bernama anggi sambil perlahan lahan kepalaku bersandar pada bahunya dan sedikit demi sedikit air mata ku mulai menglir kembali bersama cerita bersejarahku
“sebulan yang lalu aku di tinggal pergi oleh papa ku untuk selama lamanya , tempat ini adalah tempat favorit aku dan papa , tempatnya tidak terlalu indah tapi aku dapat merasakan senang berada di tempat ini , setiap hari papa dan aku selalu menyempatkan waku untuk berkunjung ke tempat ini walau hanya berdiri satu detik saja tapi itu sudah cukup membuat aku dan papa senang sekali , dulu papa sering jemput aku pulang sekolah dan setiap pulang sekolah papa selalu mengajak ku ke tempat ini terlebih dahulu , tertawa bersama , bercerita bersama , aku manja manjaan bersama papa di tempat ini seakan tempat adalah rumah kedua buat aku , setelah papa di ambil tuhan ke surga hidupku seakan berwarna abu abu , sedih rasanya ketika ingat kejadian terakir bercakap bersama papa di telepon , pada saat itu jam menunjukan pukul 12.30 tidak biasanya papa menelponku jam istirahat seperti itu dan anehnya lagi papa bilang bahwa dia ingin pulang ke rumah dan ingin cepat cepat bertemu aku dan mama di rumah , dengan keheranan aku tak bertanya apa apa sama papa , pada saat di telepon papa berbicara seperti ini
(gea, papa udah di jalan mau pulang ke rumah papa kangen banget sama gea sama mama juga , papa lelah banget nanti sampai rumah papa mau langsung tidur yah , kamu jangan ganggu papa lagi tidur , papa mau tidur yang lamaaaaaaaa banget jangan pernah bangunin papa yah ! papa sayang banget sama gea , i love you , gea) itu percakapan terakhir aku bersama papa di telepon dan kata terakhir papa bilang i love you pada aku, ketika di perjalanan ada motor yang melaju kencang ke arah kiri , papa ku kaget dan mencoba menghindari motor tersebut dengan membelokkan stir mobilnya ke arah kiri pada saat itu papaku dalam keadaan ngantuk berat dan tidak memakai sabuk pengaman namun tuhan kerkata lain seketika nyawa papaku di ambil tuhan di tempat itu dan pada saat itu juga , rasanya seperti cambukan hebat yang melukai tubuhku , aku kangen banget sama papa , aku ingin papa hidup lagi untukku namun itu semua tidak kan pernah mungkin terjadi , papa gea kangeeeeeen banget sama papa , gae sayang banget sama papa , selamat jalan papa , tunggu gea di surga , gea bakal jemput papa ke surga sama mama juga , i love you papa”
Mungkin terlalu lelah aku bercerita tak sadarkan diri aku terlelap tidur di bahu anggi bersama mimpi , anggi terharu mendengarkan certia hidupku itu , malam semakin larut dalam keadaan tertidur aku di bawa pulang ke rumah oleh anggi bersama kendaraan berroda empatnya yang amat sangat mewah , di dalam perjalanaan aku mencoba membuka mataku secara perlahan dan aku mendapati anggi sedang menagis tersedu mungkin dia masih teringat ceritaku di tempat itu .
Sesampainya di gubuk deritaku yang amat sangat sederhana dan hanya aku dan mama yang tinggal di rumah itu , aku di bangunkan oleh mama untuk masuk ke dalam rumah , sesampainya di ruang tamu tempat favorit papa ketika membaca koran dan minum teh di setiap pagi aku mulai mengenalkan anggi kepada mama tercinta aku mulai bercerita tentang papa ,rasa bersalah malah yang aku dapat sehingga membuat mamaku menangis di depan anggi tapi tak apa lah anggi juga sudah tahu semua apa yang aku dan keluarga aku alami saat ini , aku melihat anggi mencoba menahan dan menguatkan batinnya ketika mendengar semua cerita papa ku yang telah pergi untuk selama lamanya , namun anggi tidak kuat akhirnya dia menangis kecil di depan mama dan aku
Malam mulai larut anggi pamit untuk beranjak pulang , lalu aku menemani anggi dan menunggu di depan gerbang rumahku , ketika pintu pagar ku mulai di tutup anggi memanggilku dan menggenggam kedua tangan ku dan dia berkata sambil mengelurkan air matanya
Anggi : “gea, ijinkan anggi untuk jadi pengganti papa walau tidak sepenuhnya seperti papa , gea ijinkan anggi untuk melindingi gea di setiap saat , anggi pengen selalu ada di dekat gea , anggi ingin gea tidak terus larut dalam kesedihan ini”
lalu aku menjawab semua perkataan yang anggi minta
Gea : “boleh gea meluk anggi ?”
Anggi : “iya boleh”
Gea : “anggi ga perlu minta seperti itu , buat gea anggi itu ibarat makhluk yang di utus papa buat temenin gea di dunia ini”
Anggi : “makasih gea”
Lalu anggi mulai melepaskan pelukan itu dan melangkah menuju pintu kendaraannya untuk beranjak pulang ke istananya .
Dan mulai hari ini dan seterusnya aku menjalani hidup baruku bersama anggi , mama dan aku , keluarga kecilku yang baru
Setipa hari sepulang dari menuntut ilmu aku bersama anggi selalu datang ke tempat favorit papa dan saat ini tempat itu menjadi tempat favorit aku , anggi dan papa .
Sedih ku mulai beranjak pergi sedikit demi sedikit setelah kehadiran anggi di dunia ini , di tempat itu aku dan anggi bertukar pikiran , bercerita , bercanda , tertawa bersama , dan bermaja manjaan karna sudah satu minggu aku dan anngi menjalin hubungan alias berpacaran di sela sela canda kita , aku sampaikan doa kepada tuhan dan papa di surga
Sedih ku mulai beranjak pergi sedikit demi sedikit setelah kehadiran anggi di dunia ini , di tempat itu aku dan anggi bertukar pikiran , bercerita , bercanda , tertawa bersama , dan bermaja manjaan karna sudah satu minggu aku dan anngi menjalin hubungan alias berpacaran di sela sela canda kita , aku sampaikan doa kepada tuhan dan papa di surga
Gea : “papa , saat ini gea merasa bahagia seteleh kehadiran anggi di hidup gea , anggi seperti pengganti papa di dunia walau tidak sepenunhnya , gea mulai mengurangi rasa sedih gea selama ini setelah kepergian papa karna ada anggi yang setiap hari dan setiap saat selalu menghibur gea, thaks pap buat semuanya , perlahan lahan lukisan hidup gea mulai berwarna seperti sedia kala , bentuk lukisanya mulai muncul kembali , gea sayang papa gea sayang mama , gea sayang anggi dan gea sayang sama hidup gea dan dunia gea , thaks God , love you pap”