Dear Dion ...
hari ini tepat dua minggu dari kepergian Dion untuk selama lamanya yang
telah berhasil menemani papanya di alam surga sana dan hari ini juga tepat aku
berhasil merampungkan diary ku untuk di publikasikan di dunia maya setidaknya ini
adalah sebuah pengalaman hidupku yang sungguh beharga dan dapat ku ceritakan
kepada orang banyak
kenalkan namaku Gita , saat ini aku berusia 24 tahun dan aku sudah bekerja
di sebuah perusahaan ternama di Jakarta , ijinkan aku berbagi pengalaman
hidupku kepada kalian selama aku duduk di bangku kuliah
6 tahun yang lalu aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di sekolah
tinggi di Jakarta , aku berminat masuk jurusan sastra inggris pada waktu itu dan
benar saja ternyata aku di terima di jurusan sastra inggis di perguruan tinggi
negeri di Jakarta dan aku senang bukan kepalang pada waktu itu
hari demi hari aku jalani dengan senang hati sebagaimana pada saat itu statusku
sebagai mahasiswa , ya mahasiswa sastra yang sejak dulu aku idam idamkan
semester 1 dan semester 2 aku lalui dengan baik dan dengan nilai ipk yang
aku dapat pada waktu itu sungguh sangat memuaskan , ipk ku di atas rata rata
ketika masuk di semster 3 aku mulai mengenal sosok pria , pria itu bernama
Dion , aku mengenal Dion ketika di ruang perpustakaan kampus ketika itu kami
sama sama sedang mencari buku yang judulnya sama namun pada saat itu buku yang
kami cari hanya ada satu di perpusatakaan itu lalu aku dan Dion memutuskan
untuk saling bergantian membaca buku itu dan dari situ lah kami mulai mengenal
, Dion adalah mahasiswa semester 5 jurusan psikolog
entah virus apa yang dia sebarkan pada waktu itu kini aku merasa Dion
telah membuatku tak mengerti akan persaan yang aku rasakan pada waktu itu
hari demi hari aku jalani seperti biasanya , dan hampir setiap hari aku
bertemu dengan dirinya dan kami berdua hanya melemparkan sebuah senyuman satu
sama lain , suatu ketika entah mengapa pada saat aku bersama teman temanku
makan siang di kantin dari kejauhan dion melemparkan senyuman kepadaku dan aku merasa
senyuman yang di berikan pada saat itu sungguh sangat berbeda tak seperti
biasanya yang , aku rasakan pada saat itu seakan dia melemparkan senyuman
kepadaku dengan hati yang teramat sangat
tulus dan dengan bahagianya aku membalas senyum kepadanya
setiap hari aku selalu mengawasi kegiatan dia di kampus
dari kejauhan suatu ketika pada sore hari dan suasan kampus sudah mulai sepi aku melihat Dion berlari dengan tergesah gesah mengejar seorang dosen yang menuju ruang sekertariat dosen namun entah mengapa tiba tiba Dion terdiam lalu dia terduduk disebuah kursi sambil memegang kepala seakan dia merasa teramat sangat kesakitan pada waktu itu , naluriku ingin sekali menolong Dion pada waktu itu namun apa daya aku hanyalah seorang junior yang beberapa bulan yang lalu mengenal dia dan itu pun tak seberapa jauh , dengan perasaan takut aku bersembunyi di balik tembok sambil meneteskan air mata yang ketika itu tak ku sadari air mataku sudah membasahi sebagian dari pipiku , entah apa yang aku rasakan pada saat itu aku merasa bagaikan berada di batas kasih sayang yang luar biasa namun aku tak mengerti kapan rasa sayang itu datang dan hadir di hati ku dan menempati hampir sebagian bahkan seluruh hatiku
dari kejauhan suatu ketika pada sore hari dan suasan kampus sudah mulai sepi aku melihat Dion berlari dengan tergesah gesah mengejar seorang dosen yang menuju ruang sekertariat dosen namun entah mengapa tiba tiba Dion terdiam lalu dia terduduk disebuah kursi sambil memegang kepala seakan dia merasa teramat sangat kesakitan pada waktu itu , naluriku ingin sekali menolong Dion pada waktu itu namun apa daya aku hanyalah seorang junior yang beberapa bulan yang lalu mengenal dia dan itu pun tak seberapa jauh , dengan perasaan takut aku bersembunyi di balik tembok sambil meneteskan air mata yang ketika itu tak ku sadari air mataku sudah membasahi sebagian dari pipiku , entah apa yang aku rasakan pada saat itu aku merasa bagaikan berada di batas kasih sayang yang luar biasa namun aku tak mengerti kapan rasa sayang itu datang dan hadir di hati ku dan menempati hampir sebagian bahkan seluruh hatiku
dan terus berlangsung hari demi hari aku mengawasi Dion dari kejauhan dan
itu sudah berlangsung cukup lama sekitar 2 semeter atau hampir 1 tahun , tapi
aku tak merasa apa yang sedang aku lakukan selama hampir 1 tahun itu adalah
suatu yang bodoh tapi justru aku merasa masa masa itu lah dimana aku sedang
mencari kebahagiaan sejati yang lahir dari rasa sayang dan cinta kepada seorang
pria yang aku pilih melalui hati nurani ku sendiri
menginjak semester 5 aku memutuskan untuk mencari tahu siapa Dion sebenarnya
, dimana dia tinggal dan segala sesuatu yang berhunguan dengan dirinya , dengan
peruh rasa semangat aku mencari tahu segala sesuatu tentang dirinya dan hampir
2 minggu aku baru mendapatkan alamat rumahnya dari seorang sahabatnya yang
bernama Ardi yang dekat sekali dengan Dion dan pada saat itu juga aku memutuskan
untuk pergi kerumah Dion tetapi sungguh aku tak tahu apa yang akan aku lakukan
nanti di saat aku berada di rumahnya tetapi yang aku rasakan sungguh pada saat
itu aku merasa sedang di kendalikan dengan alam bawah sadarku yang terhubung
dengan hari nuraniku untuk mencari tahu siapa pria yang sedang aku kagumi itu
hampir 3 jam aku baru menemukan tepat rumah dion dan di depan pagar rumahnya
aku bertemu dengan seorang anak kecil perempuan yang sangat lucu , dia bernama
Marischa sebut saja namanya dengan Chacha , ternyata Chacha adalah adik kandung
dari Dion pria yang aku taksir dan pada waktu itu aku sedang berpura pura
sebagai teman sekelasnya Dion bernama Putri yang akan mengajak Dion untuk
belajar kelompok bersama dan aku behasil merayu Chacha dengan sejuta kebohonganku
lalu Chacha mengajaku masuk kedalam rumahnya sejenak untuk berbincang bincang ,
aku merasa sungguh anak kecil itu membuat aku nyaman dengan beberapa cerita
yang dia bicarakan pada sore itu di rumahnya , waktu semakin sore dan aku
memutuskan untuk pulang dan Chacha mengajakku esok hari untuk berkunjung lagi ke
rumahnya dan dengan rasa senang aku mengiyakan ajakannya itu
ke esokkan harinya aku berkunjung ke rumah Dion tanpa Dion ketahui dan aku
menyuruh Chacha agar menjaga rahasia
di pertengahan semester 6 aku mulai merasakan perasaan sayang itu teramat
sangat dalam dan akhir akhir ini aku sering memimpikan Dion hadir di dunia
tidurku dengan sejuta senyuman dan tawanya dan yang paling aku heran aku pernah
bermimpi Dion menyanyikan sebuah lagu ciptaannya sendiri yang berjudul “Sejuta
Cinta Hingga Akhir Nafas” Dion menyanyikan bagian raffnya pada waktu itu dengan
sejuta senyuman di wajahnya dengan tatapan matanya yang mengarah kepadaku
di suatu ketika di pagi hari aku terdiam di dalam ruang kelas yang sunyi pada
saat itu jam menunjukan pukul 6 pagi , aku memang memutuskan utuk datang lebih
pada pada hari itu karena hari itu adalah jadwal ujian negara aku tiadak ingin
telat datang ke kampus di hari yang pening itu , tak sengaja ketika aku menoleh
ke arah luar ruang kelas aku melihat Dion berlari dengan tergesah gesah menuju
ruang kelas sambil membawa map dan beberapa buku yang dia genggam dan tak
sengaja sebuah amplop jatuh dari sela sela buku yang dia bawa
lalu dengan penuh kehati hatian aku menghampiri amplop tersebut dan mengambilnya , yang ada di pikiranku pada saat itu aku akan mengejar Dion dan mengembalikan ampolo miliknya itu tapi entah mengapa hatiku berkata lain , hatiku menginginkan aku membuka isi amplop tersebut dan mencari tahu apa yang ada di dalam amplop tersebut
lalu aku masuk kembali kedalam kelas dan dengan perlahan aku membuka amplop tersebut dan aku menemukan secarik kertas berisi surat lalu aku membaca bait demi bait dari surat itu dengan seksama dan aku sungguh sungguh sangat tercengang ketika membaca surat tersebut bahwa Dion telah di fonis mengidap kanker otak 1 lavel menuju stadium akhir dan dengan rasa sedih yang seakan mendera tubuhku , aku meneteskan sejuta air mata yang mengalir seakan tak henti hentinya membasahi hampir sebagian dari wajahku
lalu dengan penuh kehati hatian aku menghampiri amplop tersebut dan mengambilnya , yang ada di pikiranku pada saat itu aku akan mengejar Dion dan mengembalikan ampolo miliknya itu tapi entah mengapa hatiku berkata lain , hatiku menginginkan aku membuka isi amplop tersebut dan mencari tahu apa yang ada di dalam amplop tersebut
lalu aku masuk kembali kedalam kelas dan dengan perlahan aku membuka amplop tersebut dan aku menemukan secarik kertas berisi surat lalu aku membaca bait demi bait dari surat itu dengan seksama dan aku sungguh sungguh sangat tercengang ketika membaca surat tersebut bahwa Dion telah di fonis mengidap kanker otak 1 lavel menuju stadium akhir dan dengan rasa sedih yang seakan mendera tubuhku , aku meneteskan sejuta air mata yang mengalir seakan tak henti hentinya membasahi hampir sebagian dari wajahku
waktu pulang kuliah tiba lalu aku menghubungi Chacaha dan mengajak Chacah
untuk bertemu dengan ku setidaknya aku bisa mencari informasi tentang kebenaran
dari isi surat yang aku baca pada pagi itu
aku menjumput Chacha di sekolah dan Chacha megajaku ke sebuh tempat yang
sunyi di sebuah daerah yang lumayan jauh dari rumahnya lalu dengan perlahan aku
mulai menanyakan kebenaran isi surat yang aku baca tadi pagi dan dengan penuh
rasa sedih yang terpancar dari wajahnya , Chacha mulai menceritakan isi surat
tersebut secara detail dan perlahan
Chacha : “ka gita , aku jga baru tahu tentang kabar itu
sekitar 2 bulan yang lalu , mamah tahu akan hal ini tapi mamah dan kak Dion tak
pernah sedikit pun menceritakan tentang hal ini kepadaku , mungkin mereka
berdua tahu bahwa sungguh besarnya rasa sayangku kepada kak Dion sehingga aku
tak diberi tahu tentang hal itu oleh mereka , isi surat itu memang benar , kak
Dion memang di fonis oleh dokter mengidap kanker otak 1 level menuju stadium
akhir , aku tak tahu tepatnya kapan kak Dion terkena kanker otak tapi memang
sejak kecil otak kak Dion tidak bisa menampung banyaknya memori dan dia sering
merasa kesakitan di bagian kepalanya dan hampir pernah dia terjatuh di kamar
dan tak sadarkan diri selama 1 hari penuh bakhan dokter menduga bahwa kak Dion
telah meninggal dunia tapi mukjizat Tuhan datang untuk menyelamatkan nyawa satu
satunya kakakku ini , sejak kepergian papah 9 tahun yang lalu karna kecelakaan
mobil di jalan tol mamah dan kak Dion mulai tertutup dan tak pernah biasanya
mamah dan kak Dion seakan menutup diri kepada dunia luar dan hanya menyibukan
dirinya dengan kegitan kegitan yang di jalaninya saja dan tak pernah memikirkan
kondisi kesehatan masing masing , aku sedih dengan keadaan seperti ini dan akhir
akhir ini kak Dion selalu pulang sore sehabis pulang kuliah kak Dion pergi ke
makam papah hingga sore hari dan di rumah aku selalu merasa kesepian seakan
dunia hanya ada aku seorang , dan saat ini mamah sebagai tulang punggung
keluarga dan sekaligus kepala keluarga bekerja keras mati matian mecari uang
dari terbitnys matahari hingga larut malam dan aku tak pernah sempat bertemu
mamah karena terlalu sibuknya kerja mungkin itu semua mamah lakukan untuk kedua
anaknya yang kulih dan masih sekolah serta membiayai pengobatan kak Dion”
keesokan harinya aku menjalani kuliah namun dengan tujuan berbeda yaitu
bahwa aku ke kampus untuk mengawasi Dion bukan untuk mencari ilmu , aku merasa
aku bagaikan orang bodoh pada saat itu melakukan hal yang tidak berguna tapi entah
hati ku berkata lain dengan otakku , hampir beberapa hari aku sering menemukan
dion terkulai lemas terduduk di kursi di dalam kelas sambil memegang kepalanya
aku sungguh sedih tak kepalang ketika itu
ketika malam datang handphone ku berbunyi dan aku dapati sms dari Chacha
yang menyuruhku untuk datang kerumahnya karena ada sesuatu yang ingin Chacha
berikan kepadaku , namun aku menolaknya karna aku takut Dion mengetahui
kedatangan ku , sambil menangis tersedu sedu Chacha memaksaku untuk datang kerumahnya
pada malam itu juga ya dengan rasa takut yang tinggi lalu aku mengiyakan
perintah Chacha , malam itu aku langsung melesat ke rumah Chacha adiknya Dion
dengan motor maticku dan Chacaha sudah menunggu di depan pagar rumahnya dengan
membawa sebuah bungkusan berwarna biru , dengan terburu buru Chacha memberikan
bungkusan tersebut tanpa mengucap sepatah kata pun kepadaku dan dia langsung
masuk kedalam rumahnya
dengan penuh penasaran aku menaikkan kecepatan kendaraan ku agar cepat
sampai di rumah dan aku dapat melihat apa isi bungkusan tersebut dan sesampainya
di rumah aku membuka bungkusan tersebut dan menemukan sebuah buku diary
berwarna biru dan aku mulai membuka lembaran buku diary itu satu persatu , aku
membaca biodata pemilik buku diary itu di halaman 2 tertulis bahwa ternyata
buku diary itu milik Dion , aku membuka lembaran berikutnya dan aku menemukan
curhatan Dion yang dia tuluskan di buku tersebut , dengan penuh rasa semangat
aku mulai membaca tulisan demi tulisan yang Dion ukur di buku diary miliknya
buku diary Dion :
dear papah , pah hari ini aku senang banget
bisa kenalan dengan seorang wanita di perpustakaan kampus , dia adalah juniorku
di kampus , dia murah senyum
pah , semenjak kepergian papah Dion merasa
hidup Dion bagaikan air yang keruh , Dion bagaikan melayang dan tak bisa merasa
bahwa Dion sedang berpijak di atas bumi , Dion bagaikan di panggil oleh papah
untuk menemani papah di surga
semenjak kepergian papah , mamah bagaikan
mesin penggilingan yang takpernah berhenti berkerja dan aku melihat Chacha saat
ini sebagai pribadi yang pemurung dan tertutup
pah , Dion kangen banget sama papah , kapan
papah akan jemput Dion ke surga ? Dion tungu ya undangan papah
pah , sekarang Dion udah masuk 1 lavel menuju
level akhir , kanker otak Dion udah semakin parah tapi Dion paksa otak Dion
utuk bekerja , Dion ingin kuliah Dion selesai dulu pah baru Dion bisa lega
tinggalin dunia ini buat selama lamanya , Dion ingin merasakan wisuda pakai
baju toga dan punya gelar sarjana psikolg kan itu yang papah mau , iya kan ?
pah, boleh ga Dion jatuh cinta ? tapi tenang
aja ko pah Dion ga akan beniat buat milikin wanita yang Dion cinta itu karna
Dion sadar bahwa usia Dion tidak akan lama lagi , dokter juga sudah memfonis
bahwa Dion hanya beberapa tahun lagi bisa hidup di dunia ini
ayo dong pah kapan papah jemput Dion ke surga
? papah jahat bisa di temani bidadari cantki di sana tapi di sini Dion hanya
bisa menahan rasa sakit yang teramat sangat sakit menahan penyakit yang terus
menggerogoti otak dan tubuh Dion
pah janji ya jangajn jemput Dion dulu sebelum
Dion wisuda karna Dion ingin bahagiakan mamah dulu nanti kalau Dion udah
bergelar psikolog baru deh papah jemput Dion ya oke :)
sungguh rasanya ingin aku menangis dan berteriak sekencang kencangnya ,
aku merasa teramat lemah setelah membaca diary milik Dion , rasanya aku ingin
memiliki Dion dan mejadi penjaga hidupnya dan ingin rasanya menilindungi Dion
di hari hari terakhirnya
ke esokan harinya Chacha mengajak ku untuk berkunjung ke makam papahnya lalu
aku memutuskan pada hari itu tidak masuk kuliah dulu karna ingin merilexskan
pikiran yang semalem habis membaca diary milik Dion , siang harinya sesampainya
di makan papahnya dan dari kejuahan aku dan Chacha menemukan Dion terduduk di
samping makam papahnya dengan teurai air mata sambil bercerita tentang kisahnya
pada hari ini di kampus , lalu aku dan Chacha mendekat dan bersembunyi di balik
semak semak untuk mendengarkan cerita Dion yang dia ceritakan di makam papahnya
dengan terus meneteskan air mata , Dion mulia bercerita di makam papahnya
Dion : pah , Dion datang lagi Dion membawa satu
cerita buat papah
hari ini Dion ga liat wanita itu di kampus ,
kira kira papah tau ga dia kemana ? dia sakit ?
pah, Dion merasa benar benar jatuh cinta sama
wanita itu , pah kasih waktu Dion lebih lama lagi yah buat hidup , Dion masih
ingin melihat dia menatap matanya melihat senyumnya , Dion merasa nyaman kalau sudah
melihat dia
pah, Dion benar benar ga boleh miliki wanita
itu ya ? semenit aja pah ? Dion ingin sentuh tangannya , tatap matanya , kalau
boleh Dion ingin peluk dan cium keningnya terus Dion bilang kalau Dion sayang
bangat sama dia
eh papah udah tau kan nama wanita itu ? ayo
siapa ? papah ga lupa kan sama cerita Dion yang kemarin tentang wanita itu juga
? namanya Gita pah junior aku di kampus
Dion mulai benar benar sayang sama Gita
padahal Dion hanya sekali kenalan dengan Gita di perpusakaan tapi anehnya
kenapa Dion merasa sayang banget yah pah ?
ini yang namanya kekuatan cinta ya pah ? pah ,
Dion pamit yah udah mau hujan , papah jangan lupa yah sama tugas papah , jangan
lupa sampaikan rasa sayang dan rindu Dion ke Gita oke pah :)
sungguh rasaya aku merasa nyawaku di cabut oleh Tuhan pada waktu itu setelah mendengar cerita Dion
di makam papahnya , aku ingin tenggelam dan tak ingin balik lagi ke daratan ,
aku ingin hancur bagaikan debu ya Tuhan lemah sungguh aku merasa benar benar
lemah sebagai manusia pada waktu itu , aku merasa energi ku di ambil oleh angin
yang tadi turut menemaniku mendengarkan cerita Dion di makam papahnya lalu Chacha
mengenggam tanganku penuh erat dan mengajakku untuk menghampiri makam papahnya
, dengan menangis tersedu sedu Chacha mulai berbincang di makan papahnya
Chacha :
“assalamiualaikum pah , pah kenal suara ini ga ? ini Chacha pah anak papah yang
paling lucu , sekarang Chacah sudah kelas 2 SMP
pah maaf ya Chcaha baru bisa mengunjungi
makam papah sekarang
pah ? papah kenal ga siapa wanita yang ada di
sebelah aku ini ? ayo siapa pah ? ini kak Gita pah , wanita yang sering di
ceritakan oleh kak Dion kepada papah , ini kak Gita wanita yang kak Dion cintai
pah
ayo papah kenalan dulu sama kak Gita , kak Gita
cantik ya pah ? papah setuju ga kalau kak Dion sama kak Gita pacaran ? kak Gita
baik ko orangnya”
dengan perlahan aku mulai beranjak dan mundur menjauhi makam itu sambil
menahan tangis dan aku berlari menuju mobil yang aku parkir tak jauh dari makam
tersebut , tak lama Chacha datang dan memelukku dengan penuh kasih sayang sambil
menghapus beberapa sisa tetesan air mata yang jatuh di pipiku
Chacha : kak Gita
maafin Chacha ya Chacha sudah buat kak Gita nangis di makam papah maafin Chacha
ya , yuk kita pulang sudah mau hujan
setelah aku merasa sedikit tenang aku memutuskan untuk meninggalkan makam
itu dan mengantarkan Chacaha pulang
6 bulan kemudian
hari ini adalah hari bersejarah dan hari paling bahagia di mana hari ini
adalah hari penting bagi Dion yang akan memakai baju toga dan memiliki gelar Sarjana
Psikolog namun bagiku hari ini adalah hari yang paling aku benci karna hari ini
mungkin adalah hari terakhir aku melihat Dion di kampus dan berstatus mahasiswa
tapi tak mengapalah aku turut bahagia pula karna Dion telah berhasil menyelesaikan
pendidikannya dengan hasil yang sungguh
memuaskan
aku datang di acara wisuda itu aku ingin sekali melihat kebahagian Dion
yang sesungguhnya dengan memakai baju toga
yang dia idam idamkan sejak dulu , 8 jam berlalu di mana sesi ini adalah sesi
pemotretan para wisudawan untuk berfoto bersama keluarganya , lagi lagi aku
bersembunyi di balik tembok melihat kegiatan yang dilakukan Dion dan Dion mulai
di foto bersama mamahnya di sebelah kanan dan adiknya di sebelah depan , tapi tepat
di sebelah kiri posisi itu kosong tak di tempati oleh siapapun dan seharusnya
posisi itu di tempati oleh papahnya namun papahnya telah tiada
wajah bahagia sekaligus sedih terpancar jelas di wajah Dion , mamah dan
adiknya pada kala itu , ingin rasanya
aku memeluk Dion namun aku hanyalah penggemar rahasianya yang hanya bisa
meperhatikan Dion dari kejauhan
3 tahun kemudian
dan kini aku sudah lulus kuliah dah bergelar Sarjana Sastra Inggis dan aku
sudah bekerja di sebuah perusahan ternama di Jakarta , setelah peristiwa wisuda
itu aku sudah tidak pernah tahu kabar berita tentang Dion dan keluarganya , aku
berusaha menghubungi adiknya Chacha pun hasilnya nihil (lostcontact) dan
berkali kali aku mengunjungi rumahnya dan rumahnya pun sepi sunyi hanya ada
sebuah papan di depan pagar rumahnya yang tertulis “RUMAH INI DIJUAL”
aku mulai putus asa dengan semuanya , pria yang aku cinta dari aku duduk di bangku kuliah dan kini aku tidak mememukan sedikit pun jejakanya sama sekali dan aku benar benar tidak bisa lagi melihat senyumannya apalagi memilikinya , sungguh aku pasah pada waktu itu dan namun Tuhan dengar doaku dan turut membantu aku mencari jejak Dion , di perjalanan pulang aku berpapasan dengan Ardi sahabat dekat Dion yang dulu mambantu aku mencarikan alamat rumah Dion lalu aku dan Ardi bercerita sejenak tentang Dion dan syukurlah Ardi mengetahui keberadaan Dion sekarang ini
aku mulai putus asa dengan semuanya , pria yang aku cinta dari aku duduk di bangku kuliah dan kini aku tidak mememukan sedikit pun jejakanya sama sekali dan aku benar benar tidak bisa lagi melihat senyumannya apalagi memilikinya , sungguh aku pasah pada waktu itu dan namun Tuhan dengar doaku dan turut membantu aku mencari jejak Dion , di perjalanan pulang aku berpapasan dengan Ardi sahabat dekat Dion yang dulu mambantu aku mencarikan alamat rumah Dion lalu aku dan Ardi bercerita sejenak tentang Dion dan syukurlah Ardi mengetahui keberadaan Dion sekarang ini
5 bulan yang lalu Ardi sempat berkomunikasi dengan Dion lewat Yahoo Messeger namun hanya sebentar karena koneksinya yang tak mengungkinkan kata Adri dan Adri pun tak sempat menanyakan nomer telepon Dion dan Ardi hanya mendapat informasi bahwa Dion saat ini tinggal di Bali bersama mamah dan adiknya karna mamahnya di mutasi kerja ke Bali dan sekaligus Dion berobat di sana dan Dion sempat mengucapkan maaf , mohon maaf berkali kali kepada Ardi
setelah aku mendengar cerita dari Ardi ingin rasanya aku menjemput Dion ke
Bali namun apa daya aku merasa aku tak bisa dan aku hanya berdoa kepada Tuhan
kelak aku bisa di pertemukan dengan Dion kembali
7 bulan kemudian
aku mendapatkan pesan (sms) dari Chacha yang mengajakku untuk bertemu di
makam papahnya , sungguh aku teramat sangat kaget , sungguh bahagia yang teramat
sangat hingga aku berteriak sungguh Tuhan maha benar benar mendengar apa doa umatnya
lalu aku bergegas menuju makam papahnya dion dengan penuh bahagia sesampainya
di sana aku menemukan Chacha yang sedang terduduk di samping makan papahnya
sambil menaburkan bunga mawar merah di atas pusara papahnya tapi aku tak
melihat sosok Dion di sana lalu aku mendekati Chacha dan dengan bahagianya Chacha
memeluk ku dengan erat , kini Chacha sudah beranjak remaja kini Chacha sudah duduk
di bangku SMA , Chacha terlihat sangat cantik pada waktu itu menggunakan dress berwarna
putih dengan bunga bunga pink
Chacha : kak Gita , ada
yang ingin betemu kakak
Gita : siapa
?
Dari kejauhan Dion muncul dengan kursi roda dan Dion terduduk di kuris
roda dengan terkulai lemas tak berdaya mengenakan baju berwana putih celana
berwana putih dan topi berwana hitam yang terpasang di atas kelapanya terlihat
sangat tampan kalau dengan wajah yang terlihat sangat pucat sekali dan mamahnya
yang berada di belakang kursi roda Dion dan mendorongnya untuk melaju menghampiriku
dan sungguh terpancar dari wajah mamahnya kesedihan yang mendalam namun ikhlas
menerimanya
Chacha : kak Gita , kak
Dion ingin bicara
lalu Chacha dan mamahnya mulai sedikit menjauh dari hadapan aku dan Dion ,
aku mendekati Dion dan berdiri tepat di depan Dion lalu dengan perlahan aku
merundukan tubuhku, lalu aku melepaskan topi hitam yang terpasang di atas
kepala Dion dan aku melihat rambut dion yang sudah tiada dan kepalanya benar benar
botak , aku mulai menteskan air mata , lalu aku menyentuh dagu Dion dan sedikit
mengangkat wajahnya untuk menatap kepadaku dan Dion terliat sungguh pucat pada
saat itu dia terlihat sangat lemas tak berdaya dan energi yang mulai hilang dan
beberapa kali Dion menarik nafas dan mengehela nafas dengan kuatnya , aku mulai
menangis dan menangis melihat Dion terkapar lemas tak berdaya di atas kursi
roda dengan rambut yang botak dan muka yang sungguh pucat , aku menggenggam
kedua tangannya dan mencuim kedua tangannya dengan perlahan , lalu Dion mulai
berbicara dengan suara yang terbata bata
Dion : aku sungguh sayang kamu , maafkan aku , aku baru
bisa berkata jujur tentang perasaanku pada saat ini karna dulu aku tidak punya
banyak keberanian untuk mengatakan ini kepada kamu , aku sungguh cinta kamu walau
kita tak begitu saling mengenal , tapi aku merasa kamu adalah wanita yang
berbeda , di sini dan sekarang aku ingin kamu memakai cincin ini sebagai tanda
sayang aku pada kamu , disini saat ini dan hari ini mungkin ini adalah hari
terakhir aku bertemu dengan kamu , aku akan jemput papah ke surga karna papah
sudah menunggku sejak lama , jaga cincin ini baik baik , cincin ini bagiakan
hatiku yang akan selalu melekat di tubuhmu dan cincin ini yang akan menjaga
kamu selama hidup di dunia ini , ijinkan aku memilikimu sebagai kekasihku walaupun
hanya sejenak , maukan kamu jadi pacarku ?
Gita : yaa
Dion : terimakasih
, ijinkan aku mencium kening kamu dan memeluk kamu dengan erat sayang
lalu Dion mencium keningku dan memelukku dengan amat erta dan di sela itu
dia membisikkan kata kata yang tak kan pernah bisa ku lupakan sampai kapanpun
dan setelah kata kata terakhir yang dia ucapkan dari mulutnya , nyawa Dion seakan terbang bersama papahnya menuju surga , Dion benar benar sudah tak bernyawa lagi , dia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ku dan di samping makam papahnya , kemudian aku melepaskan pelukanku dan menghapus air mata ku yang terurai di pipiku dan dengan perlahan aku mencium bibir Dion dengan penuh kasih sayang lalu mamah dan adiknya mulai mendekati Dion dan memeluk Dion dengan eratnya sambil menangis lalu aku mulai mengindar secara perlahan dari hadapan Dion sambil menahan tangis , aku tak merasa sedih pada saat itu tapi aku merasa bahagia karna bisa merasakan cinta yang Dion berikan kepadaku dan mulai saat ini aku memiliki Dion sepenehnya sebagai sepasang kekasih walau kami LDR (long distence relationship) di dunia yang berbeda , aku sungguh mencintai Dion sampai kapan pun juga
I LOVE YOU DION , BAHAGIA DI SURGA SANA SAYAAAAANG :*
Created by : Mega Adha Asha
(22:00) Bogor, 14 Oktober 2012
Ini adalah cepen karangan gua yang ketiga judulnya “SEJUTA CINTA HINGGA
AKHIR NAFAS” , cerpen ini pure hanya imajinasi gua aja dan bukan pengalaman
pribadi gua , cerpen ini bisa gua tulis hanya gara gara gua dengerin satu lagu
favorit gua yaitu “Elyzia Mulachela - Cinta Yang Tak Mungkin” gara gara lagu
ini gua berhasil menulis satu koleksi cerpen gua hanya dalam waktu 5 jam saja :)
Elyzia Mulachela - Cinta Yang Tak Mungkin
ku pejamkan mata ini
ku tertidur tanpa lelap
tapi ku bermimpi
kau jadi milikku
suaramu tetap bernyanyi
walau sadar ku kian tak ada
namun ku bahagia
lagumu milikku
indah senyumanmu
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi
apa pun yang kau ciptakan
ku akan berjuang dapatkan
jika kau bahagia aku smakin bahagia
indahnya wajahmu
takkan pernah sirna
makin terang di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi
ku tertidur tanpa lelap
tapi ku bermimpi
kau jadi milikku
suaramu tetap bernyanyi
walau sadar ku kian tak ada
namun ku bahagia
lagumu milikku
indah senyumanmu
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi
apa pun yang kau ciptakan
ku akan berjuang dapatkan
jika kau bahagia aku smakin bahagia
indahnya wajahmu
takkan pernah sirna
makin terang di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi
ooohh indah senyumanmu
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari itu cinta yang tak mungkin jadi
oohh
meski ku tak bisa memiliki dirimu
takkan ku berpaling pergi
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari itu cinta yang tak mungkin jadi
oohh
meski ku tak bisa memiliki dirimu
takkan ku berpaling pergi
makin ku mencintai
kulepas kau kekasih biar terbang tinggi
cinta yang tak mungkin
terbang tinggi
kulepas kau kekasih biar terbang tinggi
cinta yang tak mungkin
terbang tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar