Senin, 15 Oktober 2012

a million love until the end of the breath


Dear Dion ...
 
hari ini tepat dua minggu dari kepergian Dion untuk selama lamanya yang telah berhasil menemani papanya di alam surga sana dan hari ini juga tepat aku berhasil merampungkan diary ku untuk di publikasikan di dunia maya setidaknya ini adalah sebuah pengalaman hidupku yang sungguh beharga dan dapat ku ceritakan kepada orang banyak
 
kenalkan namaku Gita , saat ini aku berusia 24 tahun dan aku sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta , ijinkan aku berbagi pengalaman hidupku kepada kalian selama aku duduk di bangku kuliah

6 tahun yang lalu aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di sekolah tinggi di Jakarta , aku berminat masuk jurusan sastra inggris pada waktu itu dan benar saja ternyata aku di terima di jurusan sastra inggis di perguruan tinggi negeri di Jakarta dan aku senang bukan kepalang pada waktu itu
hari demi hari aku jalani dengan senang hati sebagaimana pada saat itu statusku sebagai mahasiswa , ya mahasiswa sastra yang sejak dulu aku idam idamkan

semester 1 dan semester 2 aku lalui dengan baik dan dengan nilai ipk yang aku dapat pada waktu itu sungguh sangat memuaskan , ipk ku di atas rata rata

ketika masuk di semster 3 aku mulai mengenal sosok pria , pria itu bernama Dion , aku mengenal Dion ketika di ruang perpustakaan kampus ketika itu kami sama sama sedang mencari buku yang judulnya sama namun pada saat itu buku yang kami cari hanya ada satu di perpusatakaan itu lalu aku dan Dion memutuskan untuk saling bergantian membaca buku itu dan dari situ lah kami mulai mengenal , Dion adalah mahasiswa semester 5 jurusan psikolog


entah virus apa yang dia sebarkan pada waktu itu kini aku merasa Dion telah membuatku tak mengerti akan persaan yang aku rasakan pada waktu itu

hari demi hari aku jalani seperti biasanya , dan hampir setiap hari aku bertemu dengan dirinya dan kami berdua hanya melemparkan sebuah senyuman satu sama lain , suatu ketika entah mengapa pada saat aku bersama teman temanku makan siang di kantin dari kejauhan dion melemparkan senyuman kepadaku dan aku merasa senyuman yang di berikan pada saat itu sungguh sangat berbeda tak seperti biasanya yang , aku rasakan pada saat itu seakan dia melemparkan senyuman kepadaku dengan hati yang teramat  sangat tulus dan dengan bahagianya aku membalas senyum kepadanya
setiap hari aku selalu mengawasi kegiatan dia di kampus

dari kejauhan suatu ketika pada sore hari dan suasan kampus sudah mulai sepi aku melihat Dion berlari dengan tergesah gesah mengejar seorang dosen yang menuju ruang sekertariat dosen namun entah mengapa tiba tiba Dion terdiam lalu dia terduduk disebuah kursi sambil memegang kepala seakan dia merasa teramat sangat kesakitan pada waktu itu , naluriku ingin sekali menolong Dion pada waktu itu namun apa daya aku hanyalah seorang junior yang beberapa bulan yang lalu mengenal dia dan itu pun tak seberapa jauh , dengan perasaan takut aku bersembunyi di balik tembok sambil meneteskan air mata yang ketika itu tak ku sadari air mataku sudah membasahi sebagian dari pipiku , entah apa yang aku rasakan pada saat itu aku merasa bagaikan berada di batas kasih sayang yang luar biasa namun aku tak mengerti kapan rasa sayang itu datang dan hadir di hati ku dan menempati hampir sebagian bahkan seluruh hatiku

dan terus berlangsung hari demi hari aku mengawasi Dion dari kejauhan dan itu sudah berlangsung cukup lama sekitar 2 semeter atau hampir 1 tahun , tapi aku tak merasa apa yang sedang aku lakukan selama hampir 1 tahun itu adalah suatu yang bodoh tapi justru aku merasa masa masa itu lah dimana aku sedang mencari kebahagiaan sejati yang lahir dari rasa sayang dan cinta kepada seorang pria yang aku pilih melalui hati nurani ku sendiri

menginjak semester 5 aku memutuskan untuk mencari tahu siapa Dion sebenarnya , dimana dia tinggal dan segala sesuatu yang berhunguan dengan dirinya , dengan peruh rasa semangat aku mencari tahu segala sesuatu tentang dirinya dan hampir 2 minggu aku baru mendapatkan alamat rumahnya dari seorang sahabatnya yang bernama Ardi yang dekat sekali dengan Dion dan pada saat itu juga aku memutuskan untuk pergi kerumah Dion tetapi sungguh aku tak tahu apa yang akan aku lakukan nanti di saat aku berada di rumahnya tetapi yang aku rasakan sungguh pada saat itu aku merasa sedang di kendalikan dengan alam bawah sadarku yang terhubung dengan hari nuraniku untuk mencari tahu siapa pria yang sedang aku kagumi itu

hampir 3 jam aku baru menemukan tepat rumah dion dan di depan pagar rumahnya aku bertemu dengan seorang anak kecil perempuan yang sangat lucu , dia bernama Marischa sebut saja namanya dengan Chacha , ternyata Chacha adalah adik kandung dari Dion pria yang aku taksir dan pada waktu itu aku sedang berpura pura sebagai teman sekelasnya Dion bernama Putri yang akan mengajak Dion untuk belajar kelompok bersama dan aku behasil merayu Chacha dengan sejuta kebohonganku lalu Chacha mengajaku masuk kedalam rumahnya sejenak untuk berbincang bincang , aku merasa sungguh anak kecil itu membuat aku nyaman dengan beberapa cerita yang dia bicarakan pada sore itu di rumahnya , waktu semakin sore dan aku memutuskan untuk pulang dan Chacha mengajakku esok hari untuk berkunjung lagi ke rumahnya dan dengan rasa senang aku mengiyakan ajakannya itu
ke esokkan harinya aku berkunjung ke rumah Dion tanpa Dion ketahui dan aku menyuruh Chacha agar menjaga rahasia

di pertengahan semester 6 aku mulai merasakan perasaan sayang itu teramat sangat dalam dan akhir akhir ini aku sering memimpikan Dion hadir di dunia tidurku dengan sejuta senyuman dan tawanya dan yang paling aku heran aku pernah bermimpi Dion menyanyikan sebuah lagu ciptaannya sendiri yang berjudul “Sejuta Cinta Hingga Akhir Nafas” Dion menyanyikan bagian raffnya pada waktu itu dengan sejuta senyuman di wajahnya dengan tatapan matanya yang mengarah kepadaku

di suatu ketika di pagi hari aku terdiam di dalam ruang kelas yang sunyi pada saat itu jam menunjukan pukul 6 pagi , aku memang memutuskan utuk datang lebih pada pada hari itu karena hari itu adalah jadwal ujian negara aku tiadak ingin telat datang ke kampus di hari yang pening itu , tak sengaja ketika aku menoleh ke arah luar ruang kelas aku melihat Dion berlari dengan tergesah gesah menuju ruang kelas sambil membawa map dan beberapa buku yang dia genggam dan tak sengaja sebuah amplop jatuh dari sela sela buku yang dia bawa

lalu dengan penuh kehati hatian aku menghampiri amplop tersebut dan mengambilnya , yang ada di pikiranku pada saat itu aku akan mengejar Dion dan mengembalikan ampolo miliknya itu tapi entah mengapa hatiku berkata lain , hatiku menginginkan aku membuka isi amplop tersebut dan mencari tahu apa yang ada di dalam amplop tersebut

lalu aku masuk kembali kedalam kelas dan dengan perlahan aku membuka amplop tersebut dan aku menemukan secarik kertas berisi surat lalu aku membaca bait demi bait dari surat itu dengan seksama dan aku sungguh sungguh sangat tercengang ketika membaca surat tersebut bahwa Dion telah di fonis mengidap kanker otak 1 lavel menuju stadium akhir dan dengan rasa sedih yang seakan mendera tubuhku , aku meneteskan sejuta air mata yang mengalir seakan tak henti hentinya membasahi hampir sebagian dari wajahku

waktu pulang kuliah tiba lalu aku menghubungi Chacaha dan mengajak Chacah untuk bertemu dengan ku setidaknya aku bisa mencari informasi tentang kebenaran dari isi surat yang aku baca pada pagi itu

aku menjumput Chacha di sekolah dan Chacha megajaku ke sebuh tempat yang sunyi di sebuah daerah yang lumayan jauh dari rumahnya lalu dengan perlahan aku mulai menanyakan kebenaran isi surat yang aku baca tadi pagi dan dengan penuh rasa sedih yang terpancar dari wajahnya , Chacha mulai menceritakan isi surat tersebut secara detail dan perlahan


Chacha :  “ka gita , aku jga baru tahu tentang kabar itu sekitar 2 bulan yang lalu , mamah tahu akan hal ini tapi mamah dan kak Dion tak pernah sedikit pun menceritakan tentang hal ini kepadaku , mungkin mereka berdua tahu bahwa sungguh besarnya rasa sayangku kepada kak Dion sehingga aku tak diberi tahu tentang hal itu oleh mereka , isi surat itu memang benar , kak Dion memang di fonis oleh dokter mengidap kanker otak 1 level menuju stadium akhir , aku tak tahu tepatnya kapan kak Dion terkena kanker otak tapi memang sejak kecil otak kak Dion tidak bisa menampung banyaknya memori dan dia sering merasa kesakitan di bagian kepalanya dan hampir pernah dia terjatuh di kamar dan tak sadarkan diri selama 1 hari penuh bakhan dokter menduga bahwa kak Dion telah meninggal dunia tapi mukjizat Tuhan datang untuk menyelamatkan nyawa satu satunya kakakku ini , sejak kepergian papah 9 tahun yang lalu karna kecelakaan mobil di jalan tol mamah dan kak Dion mulai tertutup dan tak pernah biasanya mamah dan kak Dion seakan menutup diri kepada dunia luar dan hanya menyibukan dirinya dengan kegitan kegitan yang di jalaninya saja dan tak pernah memikirkan kondisi kesehatan masing masing , aku sedih dengan keadaan seperti ini dan akhir akhir ini kak Dion selalu pulang sore sehabis pulang kuliah kak Dion pergi ke makam papah hingga sore hari dan di rumah aku selalu merasa kesepian seakan dunia hanya ada aku seorang , dan saat ini mamah sebagai tulang punggung keluarga dan sekaligus kepala keluarga bekerja keras mati matian mecari uang dari terbitnys matahari hingga larut malam dan aku tak pernah sempat bertemu mamah karena terlalu sibuknya kerja mungkin itu semua mamah lakukan untuk kedua anaknya yang kulih dan masih sekolah serta membiayai pengobatan kak Dion”

keesokan harinya aku menjalani kuliah namun dengan tujuan berbeda yaitu bahwa aku ke kampus untuk mengawasi Dion bukan untuk mencari ilmu , aku merasa aku bagaikan orang bodoh pada saat itu melakukan hal yang tidak berguna tapi entah hati ku berkata lain dengan otakku , hampir beberapa hari aku sering menemukan dion terkulai lemas terduduk di kursi di dalam kelas sambil memegang kepalanya aku sungguh sedih tak kepalang ketika itu

ketika malam datang handphone ku berbunyi dan aku dapati sms dari Chacha yang menyuruhku untuk datang kerumahnya karena ada sesuatu yang ingin Chacha berikan kepadaku , namun aku menolaknya karna aku takut Dion mengetahui kedatangan ku , sambil menangis tersedu sedu Chacha memaksaku untuk datang kerumahnya pada malam itu juga ya dengan rasa takut yang tinggi lalu aku mengiyakan perintah Chacha , malam itu aku langsung melesat ke rumah Chacha adiknya Dion dengan motor maticku dan Chacaha sudah menunggu di depan pagar rumahnya dengan membawa sebuah bungkusan berwarna biru , dengan terburu buru Chacha memberikan bungkusan tersebut tanpa mengucap sepatah kata pun kepadaku dan dia langsung masuk kedalam rumahnya

dengan penuh penasaran aku menaikkan kecepatan kendaraan ku agar cepat sampai di rumah dan aku dapat melihat apa isi bungkusan tersebut dan sesampainya di rumah aku membuka bungkusan tersebut dan menemukan sebuah buku diary berwarna biru dan aku mulai membuka lembaran buku diary itu satu persatu , aku membaca biodata pemilik buku diary itu di halaman 2 tertulis bahwa ternyata buku diary itu milik Dion , aku membuka lembaran berikutnya dan aku menemukan curhatan Dion yang dia tuluskan di buku tersebut , dengan penuh rasa semangat aku mulai membaca tulisan demi tulisan yang Dion ukur di buku diary miliknya 


buku diary Dion :

dear papah , pah hari ini aku senang banget bisa kenalan dengan seorang wanita di perpustakaan kampus , dia adalah juniorku di kampus , dia murah senyum

pah , semenjak kepergian papah Dion merasa hidup Dion bagaikan air yang keruh , Dion bagaikan melayang dan tak bisa merasa bahwa Dion sedang berpijak di atas bumi , Dion bagaikan di panggil oleh papah untuk menemani papah di surga

semenjak kepergian papah , mamah bagaikan mesin penggilingan yang takpernah berhenti berkerja dan aku melihat Chacha saat ini sebagai pribadi yang pemurung dan tertutup
pah , Dion kangen banget sama papah , kapan papah akan jemput Dion ke surga ? Dion tungu ya undangan papah

pah , sekarang Dion udah masuk 1 lavel menuju level akhir , kanker otak Dion udah semakin parah tapi Dion paksa otak Dion utuk bekerja , Dion ingin kuliah Dion selesai dulu pah baru Dion bisa lega tinggalin dunia ini buat selama lamanya , Dion ingin merasakan wisuda pakai baju toga dan punya gelar sarjana psikolg kan itu yang papah mau , iya kan ?

pah, boleh ga Dion jatuh cinta ? tapi tenang aja ko pah Dion ga akan beniat buat milikin wanita yang Dion cinta itu karna Dion sadar bahwa usia Dion tidak akan lama lagi , dokter juga sudah memfonis bahwa Dion hanya beberapa tahun lagi bisa hidup di dunia ini

ayo dong pah kapan papah jemput Dion ke surga ? papah jahat bisa di temani bidadari cantki di sana tapi di sini Dion hanya bisa menahan rasa sakit yang teramat sangat sakit menahan penyakit yang terus menggerogoti otak dan tubuh Dion

pah janji ya jangajn jemput Dion dulu sebelum Dion wisuda karna Dion ingin bahagiakan mamah dulu nanti kalau Dion udah bergelar psikolog baru deh papah jemput Dion ya oke :)

sungguh rasanya ingin aku menangis dan berteriak sekencang kencangnya , aku merasa teramat lemah setelah membaca diary milik Dion , rasanya aku ingin memiliki Dion dan mejadi penjaga hidupnya dan ingin rasanya menilindungi Dion di hari hari terakhirnya

ke esokan harinya Chacha mengajak ku untuk berkunjung ke makam papahnya lalu aku memutuskan pada hari itu tidak masuk kuliah dulu karna ingin merilexskan pikiran yang semalem habis membaca diary milik Dion , siang harinya sesampainya di makan papahnya dan dari kejuahan aku dan Chacha menemukan Dion terduduk di samping makam papahnya dengan teurai air mata sambil bercerita tentang kisahnya pada hari ini di kampus , lalu aku dan Chacha mendekat dan bersembunyi di balik semak semak untuk mendengarkan cerita Dion yang dia ceritakan di makam papahnya dengan terus meneteskan air mata , Dion mulia bercerita di makam papahnya


 
Dion :  pah , Dion datang lagi Dion membawa satu cerita buat papah
hari ini Dion ga liat wanita itu di kampus , kira kira papah tau ga dia kemana ? dia sakit ?

pah, Dion merasa benar benar jatuh cinta sama wanita itu , pah kasih waktu Dion lebih lama lagi yah buat hidup , Dion masih ingin melihat dia menatap matanya melihat senyumnya , Dion merasa nyaman kalau sudah melihat dia

pah, Dion benar benar ga boleh miliki wanita itu ya ? semenit aja pah ? Dion ingin sentuh tangannya , tatap matanya , kalau boleh Dion ingin peluk dan cium keningnya terus Dion bilang kalau Dion sayang bangat sama dia

eh papah udah tau kan nama wanita itu ? ayo siapa ? papah ga lupa kan sama cerita Dion yang kemarin tentang wanita itu juga ? namanya Gita pah junior aku di kampus

Dion mulai benar benar sayang sama Gita padahal Dion hanya sekali kenalan dengan Gita di perpusakaan tapi anehnya kenapa Dion merasa sayang banget yah pah ?

ini yang namanya kekuatan cinta ya pah ? pah , Dion pamit yah udah mau hujan , papah jangan lupa yah sama tugas papah , jangan lupa sampaikan rasa sayang dan rindu Dion ke Gita oke pah :)

sungguh rasaya aku merasa nyawaku di cabut oleh Tuhan  pada waktu itu setelah mendengar cerita Dion di makam papahnya , aku ingin tenggelam dan tak ingin balik lagi ke daratan , aku ingin hancur bagaikan debu ya Tuhan lemah sungguh aku merasa benar benar lemah sebagai manusia pada waktu itu , aku merasa energi ku di ambil oleh angin yang tadi turut menemaniku mendengarkan cerita Dion di makam papahnya lalu Chacha mengenggam tanganku penuh erat dan mengajakku untuk menghampiri makam papahnya , dengan menangis tersedu sedu Chacha mulai berbincang di makan papahnya


Chacha : “assalamiualaikum pah , pah kenal suara ini ga ? ini Chacha pah anak papah yang paling lucu , sekarang Chacah sudah kelas 2 SMP

pah maaf ya Chcaha baru bisa mengunjungi makam papah sekarang

pah ? papah kenal ga siapa wanita yang ada di sebelah aku ini ? ayo siapa pah ? ini kak Gita pah , wanita yang sering di ceritakan oleh kak Dion kepada papah , ini kak Gita wanita yang kak Dion cintai pah

ayo papah kenalan dulu sama kak Gita , kak Gita cantik ya pah ? papah setuju ga kalau kak Dion sama kak Gita pacaran ? kak Gita baik ko orangnya”

dengan perlahan aku mulai beranjak dan mundur menjauhi makam itu sambil menahan tangis dan aku berlari menuju mobil yang aku parkir tak jauh dari makam tersebut , tak lama Chacha datang dan memelukku dengan penuh kasih sayang sambil menghapus beberapa sisa tetesan air mata yang jatuh di pipiku

Chacha : kak Gita maafin Chacha ya Chacha sudah buat kak Gita nangis di makam papah maafin Chacha ya , yuk kita pulang sudah mau hujan

setelah aku merasa sedikit tenang aku memutuskan untuk meninggalkan makam itu dan mengantarkan Chacaha pulang

6 bulan kemudian

hari ini adalah hari bersejarah dan hari paling bahagia di mana hari ini adalah hari penting bagi Dion yang akan memakai baju toga dan memiliki gelar Sarjana Psikolog namun bagiku hari ini adalah hari yang paling aku benci karna hari ini mungkin adalah hari terakhir aku melihat Dion di kampus dan berstatus mahasiswa tapi tak mengapalah aku turut bahagia pula karna Dion telah berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan  hasil yang sungguh memuaskan

aku datang di acara wisuda itu aku ingin sekali melihat kebahagian Dion yang sesungguhnya dengan  memakai baju toga yang dia idam idamkan sejak dulu , 8 jam berlalu di mana sesi ini adalah sesi pemotretan para wisudawan untuk berfoto bersama keluarganya , lagi lagi aku bersembunyi di balik tembok melihat kegiatan yang dilakukan Dion dan Dion mulai di foto bersama mamahnya di sebelah kanan dan adiknya di sebelah depan , tapi tepat di sebelah kiri posisi itu kosong tak di tempati oleh siapapun dan seharusnya posisi itu di tempati oleh papahnya namun papahnya telah tiada
wajah bahagia sekaligus sedih terpancar jelas di wajah Dion , mamah dan adiknya pada kala itu , ingin  rasanya aku memeluk Dion namun aku hanyalah penggemar rahasianya yang hanya bisa meperhatikan Dion dari kejauhan

 
3 tahun kemudian

dan kini aku sudah lulus kuliah dah bergelar Sarjana Sastra Inggis dan aku sudah bekerja di sebuah perusahan ternama di Jakarta , setelah peristiwa wisuda itu aku sudah tidak pernah tahu kabar berita tentang Dion dan keluarganya , aku berusaha menghubungi adiknya Chacha pun hasilnya nihil (lostcontact) dan berkali kali aku mengunjungi rumahnya dan rumahnya pun sepi sunyi hanya ada sebuah papan di depan pagar rumahnya yang tertulis “RUMAH INI DIJUAL”

aku mulai putus asa dengan semuanya , pria yang aku cinta dari aku duduk di bangku kuliah dan kini aku tidak mememukan sedikit pun jejakanya sama sekali dan aku benar benar tidak bisa lagi melihat senyumannya apalagi memilikinya , sungguh aku pasah pada waktu itu dan namun Tuhan dengar doaku dan turut membantu aku mencari jejak Dion , di perjalanan pulang aku berpapasan dengan Ardi sahabat dekat Dion yang dulu mambantu aku mencarikan alamat rumah Dion lalu aku dan Ardi bercerita sejenak tentang Dion dan syukurlah Ardi mengetahui keberadaan Dion sekarang ini


5 bulan yang lalu Ardi sempat berkomunikasi dengan Dion lewat Yahoo Messeger namun hanya sebentar karena koneksinya yang tak mengungkinkan kata Adri dan Adri pun tak sempat menanyakan nomer telepon Dion dan Ardi hanya mendapat informasi bahwa Dion saat ini tinggal di Bali bersama mamah dan adiknya karna mamahnya di mutasi kerja ke Bali dan sekaligus Dion berobat di sana dan Dion sempat mengucapkan maaf , mohon maaf berkali kali kepada Ardi

setelah aku mendengar cerita dari Ardi ingin rasanya aku menjemput Dion ke Bali namun apa daya aku merasa aku tak bisa dan aku hanya berdoa kepada Tuhan kelak aku bisa di pertemukan dengan Dion kembali

7 bulan kemudian

aku mendapatkan pesan (sms) dari Chacha yang mengajakku untuk bertemu di makam papahnya , sungguh aku teramat sangat kaget , sungguh bahagia yang teramat sangat hingga aku berteriak sungguh Tuhan maha benar benar mendengar apa doa umatnya lalu aku bergegas menuju makam papahnya dion dengan penuh bahagia sesampainya di sana aku menemukan Chacha yang sedang terduduk di samping makan papahnya sambil menaburkan bunga mawar merah di atas pusara papahnya tapi aku tak melihat sosok Dion di sana lalu aku mendekati Chacha dan dengan bahagianya Chacha memeluk ku dengan erat , kini Chacha sudah beranjak remaja kini Chacha sudah duduk di bangku SMA , Chacha terlihat sangat cantik pada waktu itu menggunakan dress berwarna putih dengan bunga bunga pink

Chacha : kak Gita , ada yang ingin betemu kakak

Gita : siapa ?

Dari kejauhan Dion muncul dengan kursi roda dan Dion terduduk di kuris roda dengan terkulai lemas tak berdaya mengenakan baju berwana putih celana berwana putih dan topi berwana hitam yang terpasang di atas kelapanya terlihat sangat tampan kalau dengan wajah yang terlihat sangat pucat sekali dan mamahnya yang berada di belakang kursi roda Dion dan mendorongnya untuk melaju menghampiriku dan sungguh terpancar dari wajah mamahnya kesedihan yang mendalam namun ikhlas menerimanya

Chacha : kak Gita , kak Dion ingin bicara 

lalu Chacha dan mamahnya mulai sedikit menjauh dari hadapan aku dan Dion , aku mendekati Dion dan berdiri tepat di depan Dion lalu dengan perlahan aku merundukan tubuhku, lalu aku melepaskan topi hitam yang terpasang di atas kepala Dion dan aku melihat rambut dion yang sudah tiada dan kepalanya benar benar botak , aku mulai menteskan air mata , lalu aku menyentuh dagu Dion dan sedikit mengangkat wajahnya untuk menatap kepadaku dan Dion terliat sungguh pucat pada saat itu dia terlihat sangat lemas tak berdaya dan energi yang mulai hilang dan beberapa kali Dion menarik nafas dan mengehela nafas dengan kuatnya , aku mulai menangis dan menangis melihat Dion terkapar lemas tak berdaya di atas kursi roda dengan rambut yang botak dan muka yang sungguh pucat , aku menggenggam kedua tangannya dan mencuim kedua tangannya dengan perlahan , lalu Dion mulai berbicara dengan suara yang terbata bata

Dion                     : aku sungguh sayang kamu , maafkan aku , aku baru bisa berkata jujur tentang perasaanku pada saat ini karna dulu aku tidak punya banyak keberanian untuk mengatakan ini kepada kamu , aku sungguh cinta kamu walau kita tak begitu saling mengenal , tapi aku merasa kamu adalah wanita yang berbeda , di sini dan sekarang aku ingin kamu memakai cincin ini sebagai tanda sayang aku pada kamu , disini saat ini dan hari ini mungkin ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu , aku akan jemput papah ke surga karna papah sudah menunggku sejak lama , jaga cincin ini baik baik , cincin ini bagiakan hatiku yang akan selalu melekat di tubuhmu dan cincin ini yang akan menjaga kamu selama hidup di dunia ini , ijinkan aku memilikimu sebagai kekasihku walaupun hanya sejenak , maukan kamu jadi pacarku ?

Gita : yaa

Dion : terimakasih , ijinkan aku mencium kening kamu dan memeluk kamu dengan erat sayang

lalu Dion mencium keningku dan memelukku dengan amat erta dan di sela itu dia membisikkan kata kata yang tak kan pernah bisa ku lupakan sampai kapanpun

Dion : Atas Nama Tuhan dan Demi Tuhan , Dion sungguh mencintai Git .... aa..................a



dan setelah kata kata terakhir yang dia ucapkan dari mulutnya , nyawa Dion seakan terbang bersama papahnya menuju surga , Dion benar benar sudah tak bernyawa lagi , dia menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan ku dan di samping makam papahnya , kemudian aku melepaskan pelukanku dan menghapus air mata ku yang terurai di pipiku dan dengan perlahan aku mencium bibir Dion dengan penuh kasih sayang  lalu mamah dan adiknya mulai mendekati Dion dan memeluk Dion dengan eratnya sambil menangis lalu aku mulai mengindar secara perlahan dari hadapan Dion sambil menahan tangis , aku tak merasa sedih pada saat itu tapi aku merasa bahagia karna bisa merasakan cinta yang Dion berikan kepadaku dan mulai saat ini aku memiliki Dion sepenehnya sebagai sepasang kekasih walau kami LDR (long distence relationship) di dunia yang berbeda , aku sungguh mencintai Dion sampai kapan pun juga

I LOVE YOU DION , BAHAGIA DI SURGA SANA SAYAAAAANG :*

Created by : Mega Adha Asha

(22:00) Bogor, 14 Oktober 2012
Ini adalah cepen karangan gua yang ketiga judulnya “SEJUTA CINTA HINGGA AKHIR NAFAS” , cerpen ini pure hanya imajinasi gua aja dan bukan pengalaman pribadi gua , cerpen ini bisa gua tulis hanya gara gara gua dengerin satu lagu favorit gua yaitu “Elyzia Mulachela - Cinta Yang Tak Mungkin” gara gara lagu ini gua berhasil menulis satu koleksi cerpen gua hanya dalam waktu 5 jam saja :)

Elyzia Mulachela - Cinta Yang Tak Mungkin

ku pejamkan mata ini
ku tertidur tanpa lelap
tapi ku bermimpi
kau jadi milikku

suaramu tetap bernyanyi
walau sadar ku kian tak ada
namun ku bahagia
lagumu milikku

indah senyumanmu
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi

apa pun yang kau ciptakan
ku akan berjuang dapatkan
jika kau bahagia aku smakin bahagia

indahnya wajahmu
takkan pernah sirna
makin terang di hatiku
walau kusadari cinta yang tak mungkin jadi
ooohh indah senyumanmu
takkan bisa pudar
makin indah di hatiku
walau kusadari itu cinta yang tak mungkin jadi

oohh
meski ku tak bisa memiliki dirimu
takkan ku berpaling pergi
makin ku mencintai
kulepas kau kekasih biar terbang tinggi
cinta yang tak mungkin
terbang tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar